Jumat, 25 Maret 2011

Gagal Bukan Berarti Kiamat


Sebuah upaya memang selalu menghasilkan dua hasil yang bertolak belakang, yaitu sukses dan gagal. Sukses karena dalam skala penilaian semua standart yang diharapkan mampu terpenuhi secara maksimal. Sedangkan gagal lebih diakibatkan terjadi ketidaksingkronan target yang diinginkan.

Belum lama ini, hal itu terjadi pada kasus try out Ma’arif MTs Assa’adah yang ternyata hasilnya belum memenuhi harapan. Dari sekitar 101 peserta, ternyata yang berhasil dinyatakan LULUS hanya sebesar 15% atau 16 siswa. Tentu ini merupakan preseden buruk bila tidak segera dilakukan tindakan revolusioner dalam peningkatan penguasaan materi yang akan diujikan.

Namun kegagalan di awal lebih baik, karena bersifat sebagai tolok ukur untuk melakukan yang lebih baik dalam realisasi ujian yang sesungguhnya nanti. Ketidaklulusan 85% bukan berarti kiamat. Namun harus dijadikan sebagai cambuk pelecut semangat untuk menuntaskannya menjadi prestasi. Kalau tidak bisa memperoleh hasil NEM terbaik, setidaknya hasilnya mampu mengantarkan semua siswa LULUS dan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, baik ke MA, SMA, maupun SMK. Karena itulah target akhir dari Ujian Akhir.

Evaluasi
Belum berhasilnya para pendidik di lingkungan MTs Assa’adah memperoleh hasil maksimal dalam try out lalu, secara otomatis akan memberi beban tersendiri. Ini semua tak perlu disesali, tetapi harus segera ditindaklanjuti dengan mencari berbagai terobosan dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap sistem pembelajaran bagi siswa kelas akhir.

Di samping upaya-upaya peningkatan pembelajaran di kelas, para pendidik juga harus berkoordinasi dengan para wali murid agar para siswa memperoleh motivasi lebih dalam menghadapi ujian akhir nanti.

Para pendidik (guru) barangkali harus lebih sering menyosialisasikan soal-soal materi ujian yang diperkirakan akan keluar. Setidaknya dengan cara ini siswa secara psikologis akan terbiasa dan dapat lebih enjoy mengerjakan soal-soal yang dihadapinya nanti. Di lain pihak, para orang tua harus lebih memotivasi anaknya dengan tanpa membebebani. Artinya, anak jangan terlalu dituntut mendapat nilai atau NEM tinggi agar bisa masuk sekolah favorit, tetapi sebaliknya harus menanamkan semangat dan kejujuran dalam menghadapi masalah dalam ujian, sehingga memori-memori positif tentang pembelajaran di kelas yang selama ini mereka peroleh mampu diimplementasikan dalam mengerjakan soal ujian.

Barometer
MTs Assa’adah yang merupakan lembaga pendidikan ternama dan berpengaruh di Gresik, khususnya di Bungah, tentu tak akan tinggal diam menghadapi masalah ini. Kebijakan-kebijakan ke depan tentunya harus semakin dimodernkan agar hasil lulusannya dapat bersaing dalam realitas persaingan yang semakin ketat. Pembedayaan alumni untuk membantu memberikan motivasi kepada siswa aktif juga bisa digunakan. Sebab, melalui contoh konkret atas para alumni yang berhasil, pasti sedikit banyak akan menciptakan wawasan tersendiri bagi siswa, sehingga dalam jiwanya tertanam motivasi lebih untuk bisa menjadi lebih baik seperti pendahulunya.

Selamat dan sukses buat segenap civitas pendidikan MTs Assa’adah, semoga ke depan semakin berjaya. Amin.... (arohmanmail@yahoo.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar